Wednesday 30 December 2009

Transformer

Wednesday 30 December 2009 0

Kalau ada orang nanti yang bertanya , apa prestasi terbesar lo selama hidup?

Maka gua mau bilang prestasi terbesar gua adalah transformasi. Ga lebih.

Perubahan emang ga segampang yang kita niatkan, yang kita inginkan, yang kita dambakan. Susah.

Yaa .suatu saat nanti gua mau bilang dengan bangga, bahwa prestasi terbesar gua adalah bertransformasi. Berubah.

Dan kayaknya gua udah tau mau mulai darimana proses transformasi itu. Dan gua ga akan liat ke belakang lagi.

1 cm dari sini. Transformasi itu udah gua taro di jidat gua 1 cm dekatnya.

Dan yang gua perlukan sekarang, Cuma kaki yang akan berjaln lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering mendongak keatas, lapisan tekad yang sejuta kali lebih keras dari baja.

Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Serta tak lupa, mulut yang selalu berdoa.

Transformasi, gua datang!

Dan yang pasti hanyalah ketidakpastian.

kali deres

Walau ingin tanganmu meraih bulan, manalah mungkin.kau tak bersayap.

Walau ingin hatimu memeluk gunung, manalah mungkin , tanganmu tak sampai

Biarlah yang hitam menjadi hitam jangan harap jadi putih.

Biarlah bulan diatas sana, mana mungkin turun ke bumi

Liatlah malam ini kau sendiri. Biar kutemani sayang.

Ingin ku dengar cerita tentang dirimu. Semua tentangmu saja.

Nikmatilah apa yang kau dapat di dunia.





Itu dia potongan lirik yang gua dapet dari pengamen jalanan di kali deres. Malam hari, pukul 11. entah lagu siapa yang dia nyanyikan, atau ciptaan sendiri mungkin?

Tapi pada intinya adalah pas gua denger lagu itu, momentnya pas banget, jadi deh ngena banget. belum lagi suara dari si pengamen yang duet, tambah bagus aja tu lagu. Makna dari lagunya? Silahkan artikan sendiri.

Monday 28 December 2009

Di rotunda UI

Monday 28 December 2009 0

Di rotunda ui, gua menatap diri gua yang dulu. Dulu saat pertama kali gua menginjakan kaki di universitas ini buat daftar ulang.

Tampak mobil mobil mewah, BMW, Cruiser dan apalah lagi namanya. ditambah orang-orang kaya dengan baju bagus dan muka sedikit ga bersahabat khas “orang kaya”.sama seperti yang gua liat dulu ditempat yang sama, rotunda UI.

sama seperti dulu saat pertama kali masuk sini, Hampir ga ada yang berubah dari gua sekarang . seorang mahasiswa yang ipk Cuma 2 koma, sedikit bodoh dan ceroboh, dengan imajinasi liar tapi jarang banget konkrit.

Kembali gua tatap jajaran mobil mewah itu, kembali gua menemukan diri gua yang masih sama.

Kapan sih gua pernah mimpi masuk UI? Setau gua hampir ga pernah, kecuali saat gua dengan beruntungnya masuk bimbel NF yang gua dapet dari hasil pemberian temen gua karena dia liat gua ga ngambil bimbel apapun dulu. Dan di NF gua suruh milih jurusan yang gua ingin buat spmb. Pertimbangan milih UI pun ga lebih karena faktor jarak. Yang penting gua bisa kuliah di luar kota. Dan selebihnya adalah keberuntungan gua. Yaa. Gua percaya keberuntungan , dan Tuhan rela kasih barang berharga itu ke gua. Entah apa masih bisa gua jaga atau enggak.

Di rotunda Ui gua masih bisa menatap abang-abang dan para senior yang menyambut gua dulu, dengan tarian-tarian mahasiswa yang sedikit norak khas anak FIB, sedikit cool kaya abang-abang FH, dan masih banyak senior lain. Entah dimana mereka semua sekarang. Gua ditinggal sendiri disini, ga da sambutan lagi.

Udah hampir tiga tahun gua disini. 3 tahun. Bukan waktu yang sebentar. Bukan waktu yang sebentar untuk melihat lagi diri lo bahwa lo ga berubah. Masih sama seperti dulu.tanpa sesuatu yang bisa dibanggakan. Dan itu menyakitkan kawan!

Saturday 26 December 2009

kaca Mata

Saturday 26 December 2009 0
mata mata yang renta
yang pulas
yang malas

kaca kaca yang pantul
yang sengau
yang galau

dan kacamata makin makan tuannya
yang tidak pernah berkaca lagi
kaca mata makin dusta

lalu, gelap.
kacamata kini buta

cuma kaca kaca kaca
yang tak tertata

mari sini kaca, mata.
kalian berdua tak selensa.




untuk mata dan kaca ini.
15042009

Thursday 24 December 2009

keyakinan

Thursday 24 December 2009 0
saya bisa
yakin bisa
harus bisa
pasti bisa
memang bisa
bisa!
bisa!!!

Pada Suatu hari

Maka pada suatu hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk di sepanjang lorong itu.
ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi. agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang yang bertanya kenapa.
ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur.
ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu hari

(Sapardi Djoko Darmono, 1973)

Tuesday 22 December 2009

Hari Ibu

Tuesday 22 December 2009 0
selamat hari ibu bunda..
maafkan anakmu ini.

Selamat Tinggal

Aku berkaca
ini muka pebu luka
siapa punya?

kedengar seru menderu
--dalam hatiku?--
apa hanya angin lalu?

lagu lain pula
menggelepar tengah malam buta

Ah....!!
segala menebal, segala mengental
segala tak kukenal...!!

selamat Tinggal..!!

Anwar 1959

Monday 21 December 2009

nanti

Monday 21 December 2009 0
tak ada kado
tak ada lilin
tak ada kue tar
tak ada dirimu..

yang ada hanya kontemplasi keparat dan erangan manja sang adam
wahai embun yang datang pagi ini,
tolong ucapkan kata selamatmu itu,
tidak dihari ini
tidak dilain hari
nanti saja
saat semua jawaban sudah ku temukan
saat aku bukanlah aku lagi


karena sampai pagi ini tiba,
masih banyak pertanyaan yang belum terpecahkan.
karena sampai pagi ini tiba,
aku yang masih saja aku.

gang h. mahali, 21 Desember 2009

Fuuhh..

Saat ini sudah lebih tengah malam. Lebih dari pukul 24:00. pergantian hari. Dan kau tahu artinya? Ya. Hari berganti dan usiaku berganti. Aku ulang tahun hari ini.

Entah apa yang akan terjadi hari ini kelak. Aku tak mengharapkan apa-apa selain yang terbaik untukku dan untuk semuanya.

***

Pertambahan usia selalu saja membuatku berpikir ulang tentang semua yang telah kulalui setahun terakhir. Apa-apa yang sudah dan belum kulakukan, apa-apa yang ingin kulakukan juga. Namun, seperti kegemaranku memikirkan ulang, kegemaranku untuk melupakan kontemplasi keparat ini pun sama besarnya. Alhasil, hampir tidak ada perubahan-apa-apa selain digit terakhir dari 2 digit angka usiaku.

Yaa 21 Desember 19988 aku dilahirkan, dan saat ini 21 Desember 2009. nilai matematikaku cukup lumayan. Aku hitung, sudah 21 tahun sejak aku dilahirkan. Usia yang terbilang cukup banyak, cukup dewasa (kalau tidak mau dibilang tua), cukup untuk segala-galanya.


***


Mari kita mulai kontemplasi keparat ini dengan makna ulang tahun bagiku. Yaa ulang tahun. Hari jadi, anniversary atau apalaj namanya, hanya membuatku berfikir sejenak , tidak lebih. Dan setahuku, hari jadiku tidak pernah di rayakan. Orang tua tidak punya dana mungkin untuk melakukan ritual aneh ini. Dan sewaktu kecil, aku ingat aku hanya beberapa kali ke perayan ualang tahun teman-temanku. Aku sendiri, entah bagaimana perayaan ulang tahun itu, tidak pernah merasakannya. Jadi, jangan salahkan jika aku tidak terlalu care terhadap apa yang disebut ulang tahun. Ulang tahun diriku sendiri ataupun ulang tahun orang lain. Kalau ada yang bilang aku tidak care pada mereka , maka kubilang anda salah. Apakah care harus mengingat ulang tahun? Tidak juga kupikir. Asal anda tahu, semua orang yang telah ada di hidup ku begitu berharga. Tidakkah itu cukup?

***

Kulihat kembali usiaku. 21. angka yang sama dengan hari lahirku. Konon katanya juga 21 adalah angka keramat yang akan menentukan nasib dunia. Karena tanggal 21 desember 2012 bangsa maya dan beberapa orang yang percaya bahwa pada tanggal tersebut akan terjadi kiamat dunia. Aku sih tidak percaya dan tidak mau percaya. Selain karena iman, itu adalah hari ulang tahunku yang ke 23. dan di usia yang segitu kupikir aku masih belum menjadi apa yang aku inginkan. Jadi selain alasan iman, juga ada alasan pribadi tentunya.

Angka yang sama dengan tanggal lahir. Spesialkah? Mungkin iya mungkin juga tidak. Biar waktu yang membuktikan. Feeling sih bakal spesial. Entah feeling seperti apa ini, tapi aku termasuk orang yang percaya feeling. Mudah-mudahan benar adanya.

Mari kita bicara hadiah. Setahuku, hadiah termahal yang pernah diberikan padaku ketika ulang tahun adalah sepasang boneka panda yang diberikan adik kelasku sewaktu aku SMP dulu. So sweet, yeahh. Aku bahkan tidak sempat mengucapkan terimakasih pada yang memberikannya. Tapi sudahlah. Sekali lagi, aku tidak pernah mengharapkan apa-apa selain yang terbaik. Untukku dan untuk semua.

Ahh.. mari kita rayakan saja kecil-kecilan ulang tahunmu ini li. Kapan lagi. Setahun sekali. Ya. Kapan lagi. Waktu tidak pernah berulang kan. Mari kita rayakan.

...............segelas susu dan diiringi oleh lagu Blink 182, What my Age Again tampaknya cukup mewah untuk perayaan ini. Tapi tak apalah. Mewah sedikit taka pa-apa. Sekali lagi, setahun sekali.

Oiya hampir saja lupa. Mari kita juga mengikuti tradisi. Ya.. meniup lilin. Tapi masalahnya tidak ada lilin di kamar kosku ini. Hmm ok. Mari kita tiup korek gasku saja. Esensinya sama saja. Meniup. Yaa.. perfect anniversary.

Sunday 20 December 2009

un sensored

Sunday 20 December 2009 0
kutemukan sesosok hawa di sastra
berlagak manja sambil tertawa
bertutur lembut selembut selimut
berjalan anggun bagai nada klasik yang sedang mengalun
kupicingkan mata, kutenangkan jiwa, sebisaku.
ya sebisaku.
karena nyatanya aku tidak selalu bisa mengendalikan
diriku sendiri
di depannya.
di depan sesosok hawa di fakultas sastra.


kata oraang ia belum milik siapa-siapa.

sajak sikat gigi

seorang lupa menggosok giginya sebelum tidur
Di dalam tidurnya ia bermimpi
Ada sikat gigi menggosok-gosok mulutnya
suapaya terbuka

Ketika ia bangun pagi hari
Sikat giginya tinggal sepotong
Septong yang hilang itu agaknya
Tersesat dalam mimpinya dan tak bisa kembali

Dan ia berpendapat bahwa Kejadian itu terlalu
berlebih-lebihan

(1974) unknown.
Aku lelaki yang sekarat, lelah mencintaimu
Mencintai sunyi, mencintai nyeri

Angin menggigit, malam mencabik, mimpi-mimpi mengoyak
dan senyummu menikam begitu nyaman

lukaku luka yang nikmat
Nikmatku nikmat yang luka

menyanyiku luka
Menariku luka
Aku adalah lelaki yang tersenyum dan yang penuh luka.

Endang Rukmana

Tuesday 15 December 2009

Nekat

Tuesday 15 December 2009 0

Apakah nekat itu?

Selama ini gua memaknai sebuah kenekatan dengan cara tidak memikirkan hal-hal lain selain hal yang ingin gua lakukan. Ga mikir bagaimana susahnya dapetin apa yang lo inginkan, gak mikirin apa-apa aja yang bakal menghalangi lo buat ngedapetin hal yang lo inginkan tersebut. Yang penting jalan. Perkara bisa atau gak, susah atau ga, itu urusan belakangan. Yaaa seperti itulah makna nekat buat gua.

Tapi akhir-akhir ini gua mikir ulang tentang makna nekatnya gua. Apa udah bener, atau malah nekatnya gua adalah nekat yang salah.

Akhir-akhir ini ada yang nekat masuk pikiran gua akalo nekat itu butuh perhitungan. Nekat tanpa perhitungan = Mati KONYOL. Ha. Really?

Kalo gitu perhitungan macam apa yang membuat nekat tetap enggak kehilangan makna aslinya sebagai nekat? Perhitngan yang realistis, karena nekat juga berasal dari pikiran lo dan pokiran lo berjalan atas asas yang logis tentang banyak hal. nekat itu juga masuk dalam pemikiran logis. Jadi dibutuhkan juga pemikiran analistis terhadapnya.

Apa benar?? Hah terserah deh.

Setau gua sih ga gitu. Setau gua, nekat ya nekat. Jangan mencoba mencampur adukan nekat sama dengan pisau analisa yang sok-sok di tajamin sendiri. Nekat itu berdiri setelah analisa itu betul, tapi jangan samakan nekat ama pikiran analitis yang sistemik.

Ngmong apa sih li??? Ga jelas sumpah. Yaa pokonya itulah nekat.

Pesan 1

SANA LIHATLAH DUNIA!
GENGGAM DITANGANMU!

BERTEMULAH KAMU DENGAN BANYAK ORANG
PELAJARI KARAKTER MEREKA
BELAJARLAH PADA MEREKA. JANGAN LUPA,
JADIKAN ALAM SAHABATMU : PANTAI, SUNGAI, GUNUNG,
FAJAR, SENJA , ANGIN, HUJAN, LAUT.

DARI SANA KAMU AKAN MENEMUKAN ARTI KEHIDUPAN SESUNGGUHNYA.

Wednesday 9 December 2009

virus

Wednesday 9 December 2009 0
bingung gua mau nulis apa... zzzziinggg... soalnya semua document gua terhapus dengan ikhlasnya begitu aja di depan mata gua. dzigg.. kaya pengen nonjok yang bikin anti virus Avira.

Friday 4 December 2009

Lupa

Friday 4 December 2009 0

Ternyata oh ternyata

gua masuk dalam tipe orang pelupa. Udah tua apa yak? Ah kaga. Baru 20.masih keren-kerennya, masih seger-segernya.. masih Ganteng-Gantengnya..

baru baru ini gua kehilangan buku perpustakaan. Gak tanggung-tanggung 2 minggu gua cari kemana-mana kaga iget juga.. ternyata.. eh ternyata.. ia terselip dengan indah dibawah kasur kosan gua. Padahal gua udah ganti buku perpustakaan senilai 40 ribu saja + uang telatnya 10 ribu adja.

Dan ini kasus bukan yang pertama kali.. sebelumnya udah banyak banget barang-barang gua yang ilang gitu aja. Ga tau jejaknya. Bukan karena di colong , karena gua yakin gua lupa taro dimana.

Kasus terakhir lebih mantap. Dalam 1 tahun ini, gua udah dengan sukses menghilangkan 3 buah flasdisk dan sebuah Mp 3 player kesayangan gua… Tepok tangan!!.. belon lagi barang barang kaya baju item gua yang raib 3 potong, terus kunci kamar, dannnn.. uang gua juga ikut raib. prok..prok..prok..tambah meriah tepok tangannya (pengen nonjok muka sendiri.red).

Woow.. emang gua udah bakat jadi orang kaya kali yak..

Kemanakah raibnya wahai kalian barang-barang ku? Tidak kah kalian rindu denganku ? mari sini pulang.. jangan main jauh-jauh.. tar di culik. xixix. Gelo.

Yaa.. udah deh.. gua ikhlas aja. Denger-denger sih ilmu ikhlas itu tingkatan ilmu yang paling susah dipelajarin. Gua pikir, ikhlas Beda tipis sih dengan pasrah kalrena ketololan. Haha

Komitmen

Hmmm.. gak tau kenapa gua susah sekali buat menepati sebuah komitmen. Kenapa kita yang dahulu dengan PDnya ngaku bakal memenuhi komitmen justru berbalik kaya udah lupa ama komitmen yang kita buat? kenapa gua selalu saja berkelit dari komitmen? Bagaimana sih menjadi seorang yang memegang komitmen penuh. Apa gua orang yang ga bertanggung jawab? Mungkin iya mungkinn juga enga. Tapi buat sekarang, biar lebih empiris. Mari kita letakan diri gua kedalam jawaban yang pertama.

Gua hampir saja menyimpulkan bahwa komitmen itu seperti belut. Sangat licin ampe lo ga bisa memegangnya dengan mudah. Sekeras apapun lo berusaha memegangnya toh ia bakal terlepas. Dalam hal ini dengan totolnya gua menyamakan komitmen dengan makhluk berlendir. Pertanyaannya : apa sesulit itu memegang belut?(baca : memegang komitmen ?).

Hmm gua mencoba merenungkan hal ini berualng-ulang. Ampe rambut gua rontok (bukan karena mikir, tapi karena salah shampoo), mata gua juga ampe ngantuk, sehingga timbul guratan-guratan halus dibawah mata gua. Tampaknya gua udah mulai tua. (weitzz. Sory bro. out of konteks). Kembali ke laptop. __Sialnya gua masih berkilah bahwa orang tipe gua emang manusia seperti itu. Yang terlalu santai. Terlau mengalir. Jadi deh. Kalo komitmen jam 9 gua anggap berangkat dari kosan jam 9. bahkan lewat. Salahkan gua? (geblek. Pake nanya lagi!). hmm.. gua masih merenungkan tentang komitmen. Bagaimanapun kemanapaun, seperi apapun, siapapun, apapun, ternyata gua ga bisa kaya gini, seperti ini trus-terusan. Melulu melulu dan lagi dan lagi dan lagi. Ga bisa. Ga bisa. Ga bisa.

Gua sadar, kalo gua udah dewasa. 20 taon jack!! Dan gaya lo masih aja kaya anak kelas 2 SMA. Kalo dalam hal lain sih boleh aja. Kaya nyari cewe anak sma, atau godain adik adik kelas sma(ngarep). Tapi hal ini beda. Lo tau kan.. hidup seakan berubah saat lo dewasa. Bukan karena dunianya yang berubah. Pikiran orang-orang sekitar kita yang berubah. Jadi lebih dewasa, lebih menghargai sesuatu, lebih menjaga nilai nilai. Lo ga bisa seenaknya dengan gya lo sendiri. Karena seperti yang gua bilang tadii.



***Udah beda.***


kalau lo ga bisa nepatin apa yang udah lo omongin, apa yang udah lo sepakatian bersama, apa yang udah lo janjiin, telat dateng, telat ngerjain amanah, males dlllllll dah. Itu berarti lo masih kaga komitmen. Dan lo masih bisa disamakan dengan anak kelas 2 SMA .(ASYIK!!! Lho ko malah seneng?). hufhh.. cape dah gua merenungkan ginian .

akhirnya gua dapet jawaban kenapa gua harus pegang komitmen , tidak lain karena… eng ..ing..engg… jreenggg…

karena


****** “Sudah Waktunya”.*****

Sudah waktunya gua buat melakukan hal tersebut. Karena apa? Karena gua udah dewasa. udah bisa mimpi basah, udah bisa ke pasar tanpa bimbingan nyokap, udah bisa godain cewe waktu dia lewat, udah bisa mandi sendirian, tidur sendirian, nyuci sendiri, udah bisa beli mecin atau beras sendiri (yeahhh!!). Intinya : Udah bisa ngebedain mana yang baik dan yang buruk.

Hmm.. pada akhirnya gua ga bisa menyamakan komitmen dengan makhluk berlendir kaya belut, kodok atau semacamnya. Sekarang Gua harus mengasumsikan kalo komitmen itu sama dengan guling . yang bisa lo pake nyaman buat molor. Yang harus lo jaga biar kaga keileran dan menjadi bau. Karena guling yang bau iler sama berbahayanya dengan komitemen yang ga ditepati.

Haaahh… akhirnya gua bisa menyimpulkan dan mengasumsikan komitmen dengan benar..

bLog juga hasiL karya hak cipta !
 
Blog Anak Margonda ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates