Wednesday 9 June 2010

Redefinsi Hedonisme.

Wednesday 9 June 2010

Catatan ngelantur ini saya buat setelah sedikit membaca. Jadi kalau saya salah, ya mbok ya di koreksi, tapi kalau saya benar mbok ya jangan mau menang sendiri.

Hedonisme. banyak yang bilang, kalau mau tau hedonisme itu apa, maka lihatlah anak muda kita sekarang. Hedonis. Selalu ingin kesenangan. Praktis. Hambur-hambur harta. Perilaku kebanyakan anak muda kita seakan menjadi cermin apa itu hedonisme. Tapi menurut saya , kayaknya makna hedonisme ga sesempit itu.

Secara kasar bisalah kita melihat atau mendefinisikan hedonisme dengan matrealistis, menginginkan kesenangan belaka, yang akan nantinya di sangkut pautkan dengan sex, drugs, kekerasan dan musik. Tanpa beban, tanpa tanggung jawab, hidup bebas. Dalam hal ini bisa saya kataan telah terjadi penyempitan terhadap makna hedonisme itu sendiri, hasil dari definisi kita tentang anak muda dan hedonisnya mereka.

Hedonisme berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone yang berarti kesenangan. Bagi penganut aliran ini, hal terbaik bagi manusia, bahkan tujuan hidup manusia adalah mencari kesenangan. Para pemikirnya seperti Aristippos (salah satu murid Sokrates), dan epikuros. Tapi tentu ajaran mereka tidak sesempit itu.

Aristippos mempunyai pandangan bahwa tujuan dari semua perbuatan manusia adalah kesenangan dan kenikmatan. Hal ini terbukti bahwa sejak kecil manusia selalu mencari kesenangan dan menjauhi ketidaksenangan. Akan tetapi, Ia menekankan peran rasio (akal) dalam mencapai kesenangan itu. Sehingga ia mengakui bahwa perlu adanya pengendalian diri dalam mencari kesenangan itu. Pengendalian diri ini tidak sama dengan meninggalkan kesenangan (Bertens : 1997). Tujuan seorang bijak bukanlah untuk dikuasai kenikmatan melainkan untuk menguasainya. Yang penting adalah mempergunaan kesenangan dengan baik dan tidak banyak dikendalikan oleh kesenangan. Tapi justru megendalikannya agar sesuai dengan diri kita. Pemikiran Aristippos kemudian dilanjutkan oleh Epikuros yang intinya dalah walaupun kesenangan itu adalah baik, tetapi tidak semua kesenangan harus dimanfaatkan. Ia amat menekankan aspek kebijaksanaan. Lebih baik merasakan sakit sesaat unuk menikmati kesenangan yang lebih lama. Selain itu ia juga menekankan pada adanya ketenagan jiwa yang merupakan salah satu kenikmatan yang paling tinggi.

Dari sini dapat kita lihat bahwa paham hedonisme tidak hanya melulu melihat kesenangan sebagai tujuan mutlak manusia. Kesenangan juga harus selalu disertai tanggung jawab dan pengendalian diri. Hedonisme dilandasi dengan pemikiran yang jauh ke depan dan memiliki nilai etis dan manfaat yang besar secara teoritis. Sehingga seharusnya bukanlah hedonisme anak muda saat ini yang tampil di permukaan, tapi hedonisme yang murni yang memang memiliki kebaikan. Kalau saja hednonisme yang murni ini dapat diterapkan, maka saya tidak menyangkal bahwa saya juga orang yang hedonis yang ingin selalu melakukan hedon hedon untuk diri saya. Siapa pula yang tidak mau kesenangan?

0 comments:

Post a Comment

bLog juga hasiL karya hak cipta !
 
Blog Anak Margonda ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates