Wednesday 31 March 2010

Tragedi fotocopy

Wednesday 31 March 2010


Disaat akhir bulan, dimana dompet sudah sangat kurus kering diterjang penyakit kanker... dan hari-hari mulai terasa tidak ada harapan untuk bertahan dari kerasnya kota depok....

terjadilah tragedi itu.

Bermula saat saya mempersiapkan bahan untuk ujian tengah semester (UTS) mata kuliah hukum persaingan usaha.. saya berinisiatif mengkopi diktat dari seorang teman yang kebetulan sudah memiliknya terlebih dahulu. Tidak tanggung-tanggung tebalnya diktat ini. Cuma 350 halaman saja. (beginilah balada mahasiswa pemalas. Cari bahan saat esok UTS!! great)

Saya memutuskan untuk mengkopi diktat super ini di fotokopi stasiun UI yang memang terkenal murah meriah.. hanya Rp. 75 rupiah saja perlembar..

dengan anggapan harga tersebut , maka saya berasumsi akan menghemat kurang lebih setengah harga diktat asli. Haha pintarnya..

awalnya saya tidak curiga ketika pelayan foto kopi itu menyapa saya lugu ..

Abang-abang nan aduhai : “ iya mas!, mau ngopi ya?”

gua : “Cuma senyum. (dalam hati : ya eyalah. Masa mau ngelamar elu!!)

gua : “bang kopi yak, jam 4 gua ambil” gimana? Bisa?”

Abang-abang nan aduhai :” Ok bos.”

Percakapan pus selesai.

saya hanya sebentar saja mampir di gerai foto kopi karena harus mengembalikan buku di perpustakaan FISIP. Buku aduhai ini telah terlambat 10 hari lamanya…

Sampai akhirnya saya kembali lagi pukul 5 sore. Dan alangkah terkejutnya saya...

Dihadapan saya tertumpuk banyak sekali hasil fotokopian..

Sang pelayan nan aduhai ternyata telah mengkopi diktat saya nan jelita itu bukan hanya sekali, tapi 4 kalii!!! Apakah akibat keterlambatan saya yang menjanjikan datang jam 4 namun datang jam 5??? Alangkah rajinnya pelayan nan aduhai ini.

Mari kita hitung berapa beban saya akibat keaduhaian beliau :

1 diktat = 350 lembar + jilid = Rp. 27.000 X 4 = Rp. 108.000 saja.

Dan mari kita kalkulasikan uang saya di dompet yang kian kurus ini.

Hanya ada 50 ribu. Itu pun untuk makan 2 hari ke depan.

Hhuuufffftt... sabar dan sabar. Saya sempat protes!

“kan gua Cuma nyuruh 1 kali aja bang!!

Si abang nan aduhai : “ tadi situ bilang 4 !“(tak mau kalah)!!

“satttuuuu!!!”

Si abang nan aduhai : “empppaaatt!”

Gua : “ yang empat itu maksudnya kan jam 4 bang!!!”

Abang nan aduhai : “yee saya denger empat jam 4!!”

Saya : grrrrr.......(pengen nusuk sesuatu bernama perut si abang )

Cerita selanjutnya adalah cerita keheroikan saya untuk membayar lunas semua diktat hasil kerja keras dan kerja cerdas si abang pelayan nan aduhai itu.

Asumsi saya : dia juga orang susah. (kalo ga susah mana mau jadi pelayan fotokopi). Masa saya rela lebih menyusahkan abang nan aduhai ini. Sungguh saya tiada tega bang!!

Alhasil terlihatlah saya seperti mahasiswa nan cerdas + rajin. Membawa setumpukan buku yang akan digunakan untuk belajar. tinggal pakai kacamata super tebal saja saya sudah menyerupai pemenang lomba karya ilmiah mahasiswa berjudul :

“sistem repiratori perpajakan indonesia dengan faktor elastisitas permintaan degresif, kajian terhadap anomi perpajakan dari sudut pandang teori kuantum estetik!!”

Sampai di kamar kosan nan eksotis, saya mencoba mencari akal.

Jreng jrengg!! Ketemu!

Saya meng – SMS ria teman-teman angkatan saya untuk membeli diktat hasil jerih payah saya dan si abang aduha ini. Dan hasilnya .... hanya 1 yang terjual. ( ya iyalah. Diantara angkatan saya mana ada lagi orang yang belajar buat UTS besok dan hari sebelumnya baru beli buku!!) Itu pun setelah menggunakan tekhnik rayuan maut + pendekatan ala film Royal Casinonya agen 007.

Sisa 3 lagi. Dan masih menumpuk lunglai dikamar. Entah kapan mereka akan pergi dari kamar nan eksotis ini. Taun depan mungkin? Yaa andai saja adik kelas junior saya sudi untuk membelinya.

0 comments:

Post a Comment

bLog juga hasiL karya hak cipta !
 
Blog Anak Margonda ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates