Maka pada suatu hari ia ingin sekali menangis sambil berjalan tunduk di sepanjang lorong itu.
ia ingin pagi itu hujan turun rintik-rintik dan lorong sepi. agar ia bisa berjalan sendiri saja sambil menangis dan tak ada orang yang bertanya kenapa.
ia tidak ingin menjerit-jerit berteriak-teriak mengamuk memecahkan cermin membakar tempat tidur.
ia hanya ingin menangis lirih saja sambil berjalan sendiri dalam hujan rintik-rintik di lorong sepi pada suatu hari
(Sapardi Djoko Darmono, 1973)
Thursday 24 December 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment