Saturday 17 October 2009

Dalam Masyarakat Berpikiran sempit

Saturday 17 October 2009

Dalam masyarakat yang berfikiran sempit, maka satu kesalahan anda berarti anda salah selamanya. Sekali anda cacat, maka anda tidak dapat disembuhkan. 10

Tidak dapat kita pungkiri bahwa masyarakat kita masih berupa masyarakat yang sempit pemikirannya. Masih belum menemukan bagaimana seharusnya memanusiakan manusia lainnya. Tengoklah eks narapidana-narapidana kita. Dimana mereka sekarang? Jawabannya paling besar adalah di penjara. Yaa mereka kembali ke pejara, karena penjara serasa memanggil lirih pada mereka “ selamat datang di rumah”..tidur

Saya tidak akan membuat tulisan ini berbicara tentang system yang membuat mereka atau orang-orang yang pernah melakukan kesalahan bisa kembali melakukan kesalahan. Saya hanya akan bicara pada aspek manusianya. Manusia Indonesia umumnya dan anda khususnya. Kita harus patuh pada satu asas universal humanisme : bahwa kita adalah manusia. Dan manusia memiliki akal, kita tidak statis. Kita selalu dinamis mengikuti pola pikir kita. itu dulu. Tanamkan itu pada diri anda.

Banyak diantara kita yang merasa bahwa eks napi atau orang yang pernah berbuat salah adalah orang yang salah selamanya. Tidak ada celah, tidak ada jeda. Maka eks napi maupun orang-orang “bersalah” yang ingin keluar dari pola pikir masyarakat ortodoks tersebut banyak yang berlari dari masyarakat tempat dulu mereka tinggal, mereka berlari menuju orang-orang yang tidak tahu jika mereka eks napi atau mereka pernah salah. Mereka bahkan mulai lari dari realita bahwa mereka pernah bersalah, mencoba menutupi itu semua sekaan tidak tidak pernah terjadi apa-apa.

Maka lihatlah para pemimpin kita, para pejabat. Mereka adalah manusia semuprna. Tidak bercelah dan sangat gagah di pucak kemanusiaannya . Lihat juga syarat-syarat calon plolisi atau pegawai negeri dan tes-tes lainnya yang tidak menyisakan sedikit ruang bagi eks napi. Mantan orang bersalah. Maka jadilah mereka kaum terbuang dimasyarakatnya sendiri. Jangan salahkan mereka jika mereka kembali berulah. Kembali melakukan kesalahan. Karena apa? Karena salah kita . Mereka tidak punya pilihan. 14

Mari kita sama-sama merubah pola pikri kita tentang narapidana. Mereka juga manusia sama seperti kita yang bisa berubah menjadi lebih baik, atau lebh buruk dari sebelumnya.

Urusan mereka menjadi lebih baik atau buruk bukan menjadi urusan kita, itu mutlak hak merkea utuk memilihnya. Tapi satu yang bisa kita lakukan sebagai sesama manusia, sudah selayaknyalah kita berfikir bahwa mereka bisa berubah. Bukan dengan pengekangan dan keacuhan kita pada merkea. Bukan pula dengan pandangan sinis bahwa mereka eks narapidana.pandangalah mereka sebagai manusia seutuhnya. Yang masih berguna, masih memiliki cita-cita dan dapat berubah. Karena Tuhan saja mau memaafkan dosa manusia. Lalu mau apa manusia jika Tuhan sudah berkehendak lha kok malah mansuia tidak memberi maaf pada mereka.


28

0 comments:

Post a Comment

bLog juga hasiL karya hak cipta !
 
Blog Anak Margonda ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates