Tuesday 6 October 2009

Hujan

Tuesday 6 October 2009


Saat ini aku teringat teriakan marah-marah ibuku, saat aku berlarian menuju hujan bersama kawan-kawan kampungku dulu.
Hujan selalu memberiku jeda. Jeda untukku berhenti, mengambil nafas dan berlari lagi. Melupakan semua hal yang sedang kualami, dan menumpahkan semuanya bersama deras alirannya. Saat paling mengasyikan adalah saat kita melakukan hal tanpa memikirkan hal lainnya bukan? Termasuk perasaan takut sakit dan hal lain sebagainya yang sedang kau alami. Dan hujan memberi itu semua.
Sejak kecil dulu sampai sekarang tak habis cintaku padanya. Walau ibuku marah besar saat aku pulang basah-basahan, walau aku sakit karenanya, walau sampai rumahku sering kebanjiran dibuatnya, tapi tetap saja cintaku pada hujan tidak pudar. Hujan seakan selalu memanggilku untuk bermain bersamanya, sama halnya dengan panggilan teman-teman kecilku dulu : “roohhllii.. maen yuuukkk, diikuti sapaan “ada rohlinya??” katanya.
Saat tidak boleh bermain hujan oleh Emak, aku juga selalu mencoba memperhatikannya, terkecuali saat aku tidur atau kadang lupa pada temanku yang satu ini. maklum, kadang ia begitu manja. Memintaku memperhatikannya lebih. Dibawah langit, selalu kutunggu jarum-jarum air itu menghujamku. Menghujam mukaku. Entah megapa nikmat sekali rasanya. Hujan, aku selalu mencintaimu dengan sederhana.

0 comments:

Post a Comment

bLog juga hasiL karya hak cipta !
 
Blog Anak Margonda ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates